APA ITU TRI SANDHYA?
Kitab suci Weda
dan sastra mengajarkan kita hendaknya menghubungkan diri, memuja Tuhan
setidak-tidaknya tiga kali sehari. Pemujaan ini disebut dengan Tri Sandhya.
Bagi umat Hindu Indonesia tidak hanya di ambil dari Gayatri Mantram melainkan
disusun berdasarkan sumber Weda, Upanisad, dan Weda Parikrama sehingga menjadi
enam mantra. Mantram pertama Saeitri Mantram atau lebih poluler dengan istilah
Gaya Trimantram.mantram pertama yang terpenting dalam Weda.
Tri
Sandhya merupakan sembahyang yang wajib dilakukan oleh setiap umat Hindu tiga
kali dalam sehari. Sembahyang rutin ini diamanatkan dalam kitab suci Veda dan
sudah dilaksanakan sejak ribuan tahun yang lalu. Akan tetapi dikalangan
sebagian umat, Tri Sandhya belum menjadi pembiasaan atau kebutuhan
yang mutlak dan harus dilaksanakan sebagai identitas pemeluk Hindu, hal ini
nampak dalam kehidupan umat baik dalam komunitas yang kecil yaitu dalam
keluarga maupun yang besar yaitu dalam masyarakat, terutama umat yang berada di
pedesan. Sesungguhnya masyarakat Hindu dalam generasi atau di era sekarang
telah mengenal baik Tri Sandhya ini, karena sejak dini, anak-anak sudah
diperkenalkan dengan yang namanya Puja Tri Sandhya, bahkan dalam ranah formal
pun praktek atau materi puja Tri Sandhya ini telah diberikan oleh tenaga
pendidik, yang bertujuan agar para peserta didik mengenal ajaran dan
mempraktekkan agamanya sejak dini, guna terbangunnya militansi agama yang
mengarah pada peningkatan sraddha dan bhaktinya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam bukunya
IBG.Agastia yang berjudul I Gusti Bagus Sugriwa Penyusun Puja Tri Sandhya di
katakan bahwa sekitar tahun 1956, Sumber dari
mantram Puja Trisandhya tidak
hanya bersumber dari satu sumber tapi dari berbagai sumber seperti Rg.Veda dan
beberapa mantra yang terdapat dalam Lontar Gharga. Seperti dalam kegiatan “ Nyurya Sewana” ktika
memohon aksama untuk memuja tirtha :
Sementara itu
sebelum pendeta melaksanakan Bhasma, di uncarkanlah mantram berikut:
Selanjutnya
Pendeta membuat tirtha panglukatan. Mantra penglukatan yang tertuang di dalam
Gharga terdiri atas: Pretiwi Stawa, dan Siwa Sthawa. Siwa Sthawa terdiri atas
10 bait. Bait kedua dari Siwa Sthawa adalah sebagai berikut:
Adapun puja
Narayana yang terdapat di dalam Gharga adalah cukup panjang, namun yang
kemudian di petik sebagai bagian dari Puja Tri Sandhya adalah sebagi berikut:
Demikianlah Puja
Mantra yang terdapat di dalam Lontar Gharga yang kemudian disusun menjadi Puja
Trisandhya oleh I Gusti Bagus Sugriwa denagn membuat susunan sebagai berikut:
Dalam sejumblah tulisannya I Gusti Bagus Sugriwa selalu menempatkan
susunan Puja Pangaksama dalam Puja Trisandhya sesuai dengan urutan di atas
(4,5,6) namun dalam sejumblah penerbit kemudian, seperti Puja Trisandhya yang
di terbitkan oleh Narendra Dev Pandit (Bhuvana Saraswati Publications), dan
Parisadha Hindu Dharma Indonesia Pusat (1990) memakai urutan no 4 dan 5
bertukar tempat.
Dengan demikian jelas
bagi kita bahwa I gusti Bagus Sugriwa sangat berpegang teguh pada Lontar Gharga
yang ada di bali yang di pakai pegangan pokok oleh pendeta di Bali.
1. . Om om om
bhur bhuvah svah
tat savitur varenyam
bhargo devasya dhimahi
dhiyo yo nah pracodayat (Rg. Veda III. 62.10)
bhur bhuvah svah
tat savitur varenyam
bhargo devasya dhimahi
dhiyo yo nah pracodayat (Rg. Veda III. 62.10)
terjemahan:
Om
Sang Hyang Widhi, kami menyembah kecemerlangan dan kemahamuliaan Sang Hyang
Widhi yang menguasai bumi, langit dan sorga, semoga Sang Hyang Widhi
menganugrahkan kecerdasan dan semangat pada pikiran kami.
2.
Om
Narayana evedam sarvam
yad bhutan yac ca bhavyam,
niskalanko niranjano nirvikalpo
nirakhyatah suddo devo eko
narayanah na dvitiyo asti kascit
yad bhutan yac ca bhavyam,
niskalanko niranjano nirvikalpo
nirakhyatah suddo devo eko
narayanah na dvitiyo asti kascit
(Puja narayana dalam Lontar
Gharga(Catur Veda Sirah))
Terjemahan:
Om
Sang Hyang Widhi, semua yang ada berasal dari Sang Hyang Widhi baik yang telah
ada maupun yang akan ada, Sang Hyang Widhi bersifat gaib tidak ternoda tidak
terikat oleh perubahan, tidak dapat diungkapkan, suci , Sang Hyang Widhi Maha
Esa, tidak ada yang kedua.
3.
Om tvam sivas tvam
mahadevah
isvarah paramesvarah,
brahma visnus ca rudras ca
isvarah paramesvarah,
brahma visnus ca rudras ca
purusah
parikirtitah.
(Bait Kedua dari Siva Stava)
terjemahan
Om
Sang Hyang Widhi, Engkau disebut Siwa yang menganugrahkan kerahayuan, Mahadewa
(dewata tertinggi), Iswara (mahakuasa). Parameswara (sebagai maha raja diraja),
Brahma (pencipta alam semesta dan segala isinya), Visnu (pemelihara alam
semesta beserta isinya), Rudra (yang sangat menakutkan) dan sebagai Purusa
(kesadaran agung).
4.
Om papo
ham papakarmaham
papatma papasambhavah
trahi mam pundarikaksah
papatma papasambhavah
trahi mam pundarikaksah
sabahya
bhyantarah sucih.
(Siva Puja)
terjemahan:
Om
Sang Hyang Widhi, hamba ini papa, perbuatan hambapun papa, kelahiran hamba
papa, lindungilah hamba Sang Hyang Widhi, Sang Hyang Widhi yang bermata indah
bagaikan bunga teratai, sucikan jiwa dan raga hamba.
5.
Om
ksamasva mam mahadevah
sarvaprani hitankarah
mam moca sarva papebyah
palaayasva sadasiva.
(Siva
Puja)
terjemahan:
Om
Sang Hyang Widhi, ampunilah hamba, Sang Hyang Widhi yang maha agung anugrahkan
kesejahteraan kepada semua makhluk. Bebaskanlah hamba dari segala dosa
lindungilah hamba Om Sang hyang Widhi.
6.
Om
ksantavyah kayiko dosah
ksantavyo
vaciko mama
ksantavyo
manaso dosah
tat
pramadat ksamasva mam.
(Siva
Puja)
Terjemahan:
Om
Sang Hyang Widhi, ampunilah dosa yang dilakukan oleh badan hamba, ampunilah
dosa yang keluar melalui kata kata hamba, ampunilah dosa pikiran hamba,
ampunilah hamba dari kelalaian hamba.
Om
Santih Santih Santih Om.
Terjemahan
:
Om
Sang Hyang Widhi anugrahkanlah kedamaian, kedamaian, kedamaian selalu.
Waktu
yang tepat dalam melaksanakan Puja Trisandhya adalah tiga kali sehari sebab
seperti yang di ketahui mantram Puja Trisandya
terdiri dari 6 bait yang di salah satu baitnya yaitu bait nya yang pertama
merupakan manrtam yang termsuk ke dalam Gayatri Mantram. Pada mantram Gayatri
yang menjadi istadevata(devata pujaan tertinggi manifestasinya) adalah Savitri,
manifestasi Tuhan Yang Maha Esa sebagai pemberi inspirasi, dorongan untuk
berbuat baik. Dewi Savitri juga di sebut sebagai Bharati atau Saraswati.
Gayatri atau Savitri adalah nama lain dari Surya, terutama dikaitkan dengan
fajar atau matahari pagi sebelum muncul di horizon. Saat fajar disebut
Brahmamuhurta, saat yang sangat baik melakukan pemujaan kedpada-Nya. Mengingat
kitab suci Veda(Rgveda V.54.6) mengamanatkan sembahyang tiga kali sehari, maka menurut Taittiriya
Aranyaka sembahyang memuja dewi Savitri hendaknya dilakukan pada saat fajar,
matahari di atas kepala dan menjelang malam.
Sumber: (Titib,1997:38).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar