Kamis, 07 Januari 2016

tri sandhya

APA ITU TRI SANDHYA?
           Kitab suci Weda dan sastra mengajarkan kita hendaknya menghubungkan diri, memuja Tuhan setidak-tidaknya tiga kali sehari. Pemujaan ini disebut dengan Tri Sandhya. Bagi umat Hindu Indonesia tidak hanya di ambil dari Gayatri Mantram melainkan disusun berdasarkan sumber Weda, Upanisad, dan Weda Parikrama sehingga menjadi enam mantra. Mantram pertama Saeitri Mantram atau lebih poluler dengan istilah Gaya Trimantram.mantram pertama yang terpenting dalam Weda.
Tri Sandhya merupakan sembahyang yang wajib dilakukan oleh setiap umat Hindu tiga kali dalam sehari. Sembahyang rutin ini diamanatkan dalam kitab suci Veda dan sudah dilaksanakan sejak ribuan tahun yang lalu. Akan tetapi dikalangan sebagian umat, Tri Sandhya belum menjadi pembiasaan atau kebutuhan yang mutlak dan harus dilaksanakan sebagai identitas pemeluk Hindu, hal ini nampak dalam kehidupan umat baik dalam komunitas yang kecil yaitu dalam keluarga maupun yang besar yaitu dalam masyarakat, terutama umat yang berada di pedesan. Sesungguhnya masyarakat Hindu dalam generasi atau di era sekarang telah mengenal baik Tri Sandhya ini, karena sejak dini, anak-anak sudah diperkenalkan dengan yang namanya Puja Tri Sandhya, bahkan dalam ranah formal pun praktek atau materi puja Tri Sandhya ini telah diberikan oleh tenaga pendidik, yang bertujuan agar para peserta didik mengenal ajaran dan mempraktekkan agamanya sejak dini, guna terbangunnya militansi agama yang mengarah pada peningkatan sraddha dan bhaktinya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam bukunya IBG.Agastia yang berjudul I Gusti Bagus Sugriwa Penyusun Puja Tri Sandhya di katakan bahwa sekitar tahun 1956, Sumber dari  mantram  Puja Trisandhya tidak hanya bersumber dari satu sumber tapi dari berbagai sumber seperti Rg.Veda dan beberapa mantra yang terdapat dalam Lontar Gharga.  Seperti dalam kegiatan “ Nyurya Sewana” ktika memohon aksama untuk memuja tirtha :



Sementara itu sebelum pendeta melaksanakan Bhasma, di uncarkanlah mantram berikut:

Selanjutnya Pendeta membuat tirtha panglukatan. Mantra penglukatan yang tertuang di dalam Gharga terdiri atas: Pretiwi Stawa, dan Siwa Sthawa. Siwa Sthawa terdiri atas 10 bait. Bait kedua dari Siwa Sthawa adalah sebagai berikut:


Adapun puja Narayana yang terdapat di dalam Gharga adalah cukup panjang, namun yang kemudian di petik sebagai bagian dari Puja Tri Sandhya adalah sebagi berikut:


Demikianlah Puja Mantra yang terdapat di dalam Lontar Gharga yang kemudian disusun menjadi Puja Trisandhya oleh I Gusti Bagus Sugriwa denagn membuat susunan sebagai berikut:





Dalam sejumblah tulisannya I Gusti Bagus Sugriwa selalu menempatkan susunan Puja Pangaksama dalam Puja Trisandhya sesuai dengan urutan di atas (4,5,6) namun dalam sejumblah penerbit kemudian, seperti Puja Trisandhya yang di terbitkan oleh Narendra Dev Pandit (Bhuvana Saraswati Publications), dan Parisadha Hindu Dharma Indonesia Pusat (1990) memakai urutan no 4 dan 5 bertukar tempat.
            Dengan demikian jelas bagi kita bahwa I gusti Bagus Sugriwa sangat berpegang teguh pada Lontar Gharga yang ada di bali yang di pakai pegangan pokok oleh pendeta di Bali.
1.      . Om om om
bhur bhuvah svah
tat savitur varenyam
bhargo devasya dhimahi
dhiyo yo nah pracodayat        
(Rg. Veda III. 62.10)
terjemahan:
Om Sang Hyang Widhi, kami menyembah kecemerlangan dan kemahamuliaan Sang Hyang Widhi yang menguasai bumi, langit dan sorga, semoga Sang Hyang Widhi menganugrahkan kecerdasan dan semangat pada pikiran kami.
2.      Om Narayana evedam sarvam
yad bhutan yac ca bhavyam,
niskalanko niranjano nirvikalpo
nirakhyatah suddo devo eko
narayanah na dvitiyo asti kascit 
(Puja narayana dalam Lontar Gharga(Catur Veda Sirah))
Terjemahan:
Om Sang Hyang Widhi, semua yang ada berasal dari Sang Hyang Widhi baik yang telah ada maupun yang akan ada, Sang Hyang Widhi bersifat gaib tidak ternoda tidak terikat oleh perubahan, tidak dapat diungkapkan, suci , Sang Hyang Widhi Maha Esa, tidak ada yang kedua.
3.       Om tvam sivas tvam mahadevah
isvarah paramesvarah,
brahma visnus ca rudras ca
purusah parikirtitah.
(Bait Kedua dari Siva Stava)
terjemahan
Om Sang Hyang Widhi, Engkau disebut Siwa yang menganugrahkan kerahayuan, Mahadewa (dewata tertinggi), Iswara (mahakuasa). Parameswara (sebagai maha raja diraja), Brahma (pencipta alam semesta dan segala isinya), Visnu (pemelihara alam semesta beserta isinya), Rudra (yang sangat menakutkan) dan sebagai Purusa (kesadaran agung).
4.      Om papo ham papakarmaham
papatma papasambhavah
trahi mam pundarikaksah
sabahya bhyantarah sucih.
                                                (Siva Puja)
terjemahan:
Om Sang Hyang Widhi, hamba ini papa, perbuatan hambapun papa, kelahiran hamba papa, lindungilah hamba Sang Hyang Widhi, Sang Hyang Widhi yang bermata indah bagaikan bunga teratai, sucikan jiwa dan raga hamba.
5.      Om ksamasva mam mahadevah
sarvaprani hitankarah
mam moca sarva papebyah
palaayasva sadasiva.
                                    (Siva Puja)
terjemahan:
Om Sang Hyang Widhi, ampunilah hamba, Sang Hyang Widhi yang maha agung anugrahkan kesejahteraan kepada semua makhluk. Bebaskanlah hamba dari segala dosa lindungilah hamba Om Sang hyang Widhi.
6.      Om ksantavyah kayiko dosah
ksantavyo vaciko mama
ksantavyo manaso dosah
tat pramadat ksamasva mam.
                                                (Siva Puja)
Terjemahan:
Om Sang Hyang Widhi, ampunilah dosa yang dilakukan oleh badan hamba, ampunilah dosa yang keluar melalui kata kata hamba, ampunilah dosa pikiran hamba, ampunilah hamba dari kelalaian hamba.
Om Santih Santih Santih Om.
Terjemahan :
Om Sang Hyang Widhi anugrahkanlah kedamaian, kedamaian, kedamaian selalu.

Waktu yang tepat dalam melaksanakan Puja Trisandhya adalah tiga kali sehari sebab seperti  yang di ketahui mantram Puja Trisandya terdiri dari 6 bait yang di salah satu baitnya yaitu bait nya yang pertama merupakan manrtam yang termsuk ke dalam Gayatri Mantram. Pada mantram Gayatri yang menjadi istadevata(devata pujaan tertinggi manifestasinya) adalah Savitri, manifestasi Tuhan Yang Maha Esa sebagai pemberi inspirasi, dorongan untuk berbuat baik. Dewi Savitri juga di sebut sebagai Bharati atau Saraswati. Gayatri atau Savitri adalah nama lain dari Surya, terutama dikaitkan dengan fajar atau matahari pagi sebelum muncul di horizon. Saat fajar disebut Brahmamuhurta, saat yang sangat baik melakukan pemujaan kedpada-Nya. Mengingat kitab suci Veda(Rgveda V.54.6) mengamanatkan sembahyang  tiga kali sehari, maka menurut Taittiriya Aranyaka sembahyang memuja dewi Savitri hendaknya dilakukan pada saat fajar, matahari di atas kepala dan menjelang malam.

Sumber: (Titib,1997:38).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar